“Dan kepunyaan Allah-lah TENTARA langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Fath 48:4)
Aku tak pernah paham benar tutur katamu kawan,
tatkala kau ungkap resah dan amarahmu pada negara
dan kau adukan gundah-gulanamu pada bumi pertiwi
atau ketika kau hanya diam tertegun melihat carut-marutnya negerinegeri yang konon katanya gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertaraharja
atau entahlah apa lagi istilahnya buat menggambarkan indahnya bumi ini… (more…)
April 30, 2011
Balada Negeri Ulat Bulu
Januari 4, 2011
Sepucuk Surat Cinta untuk Bunda
Bunda, bagaimana kabarmu di penghujung malam hari ini?
Adakah setiap dentuman waktu kan selalu menjelma dalam rupa doa teriring cinta
Sungguh aku rindu dekapan hangat dan belaian manja itu
Dan sungguh aku pun terus pula berharap bahwa dirimu adalah sejumput jiwa yang tenang,
yang setiap saat selalu berada dalam rengkuh cinta dan perlindungan-Nya…
Bunda, tahukah engkau saat ini aku tengah asyik membaca suratmu yang lalu
Tatkala kau berbincang tentang jutaan harapan mu padaku
Ah, Bunda. Aku hanya bisa melirih dalam setiap bait dan rangkai kata mu
Betapa aku sangat beruntung memiliki orang yang membesarkanku dalam cinta
Dan aku pun terpikir bahwa masih saja diriku serupa anakmu yang durhaka
yang setiap kali kau menelpon ku, aku selalu berlagak tengah sibuk mengurus dunia.
Aku yang zhalim karena begitu asyik dengan teori-teori kuliah ekonomi di kepalaku
Aku yang merugi karena nafas waktu ku terengah-engah oleh tarikan pekerjaan & organisasi
Hingga panggilanmu acap kali tak terdengar jelas dan kusahuti dengan kata, “Ah..”
(more…)
Desember 16, 2010
Sebuah Memoar
Waktu sepertinya tak kan pernah bosan mengukir sejarah dan mendendangkan nyanyian perubahan
Ia yang telah melahirkan Beliau, mereka, dia, bahkan kau dan aku
Ia jua yang akhirnya mempertemukan kita dalam sebuah catatan peradaban
dan memisahkan kita dalam alunan melodi kehidupan
Ah sayang,
Sungguh sayang aku bahkan tak pernah bisa mengingat
Kapan pertama kali kita mulai bergenggaman tangan
Mungkin ketika jaket biru tua dilekatkan di badan
Atau mungkin ketika mengetuk pintu gerbang kampus biru untuk pertama kali
Aku hanya ingat ketika engkau dan aku berpeluh dalam sebuah asa
Manakala barisan-barisan telah tersusun rapih
Dan ratusan kepalan tangan menghujam angkasa
Lantas kita pun berteriak lantang:
“Katakan Hitam, adalah Hitam !”
“Katakan Putih, adalah Putih !”
Tiga tahun kita menghabiskan waktu
Menuliskan kata dalam cerita, cinta, bahagia, dan duka
Merajut asa dalam keriangan canda
Ah, betapa rasanya terlalu singkat bagi sebuah drama kehidupan
Aku bahkan tak pernah paham benar rupa gundah gulanamu
Aku juga tak pernah bisa melukiskan wajah amarahmu
Dalam benakku hanya ada secuil memori terekam
Bahwa acuh mu yang seolah tak butuh itu adalah bahasa pendam yang tak mendendam
Bahwa kernyit kening dan diam mu itu adalah wujud rasa dalam renungan
Biar kutitipkan saja sebuah sajak
Untuk kau baca
Dalam rupa bangga nan bersahaja
Di balik semat nama abdi negara, pengusaha, maupun wiraswasta
Maka ijinkanlah aku menuliskan satu alinea saja:
‘masihkah kau ingat bait-bait perjuangan. saat kepal tangan menghujam angkasa dan pekik lantang kita membahana. ‘katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih. wahai kalian yang rindu kemenangan, kemenangan nurani dan hati. menjunjung totalitas perjuangan. seluruh rakyat menanti baktimu. berbekal intelektualitas moral Indonesia tercinta ada di tanganmu.’
November 9, 2010
Melodi Hujan
Partikel-partikel itu telah bertemu, menggumpal, dan menggelayut perkasa di atap langit.
Kepekatannya menutupi temaram sang senja namun dengan nuansa kesyahduan
sementara dingin mulai menyelimuti kolong langit
Dengan penuh khidmat mereka telah menjelma rupa Mendung
Dalam ketundukannya mereka telah berkumpul untuk menyelesaikan suatu perkara dari Tuhannya
Burung-burung pun mulai berterbangan menyambut kedatangan Sang Mendung
Burung hujan penduduk desa menyebutnya,
Psarisomus dalhousiae ahli Biologi menamakannya,
Mereka berputar dan menari dengan eloknya dibawah naungan Sang Mendung
Desah dan kicauannya adalah bahasa puji-pujian bagi Pencipta semesta alam
Mendung masih menggelayut, seolah enggan beranjak dari langit senja.
Mungkin juga ia sedang menunggu perintah Tuhannya,
“Akan kemanakah ia harus pergi menjatuhkan peluhnya yang semakin berat itu” (more…)
September 16, 2010
Aku Hanya Ingin Tumbuh Cinta
Alkisah pada suatu hari ramai nian orang membicarakan cinta
Ia menjelma bak riuh rendah kicauan beburung di pagi hari
Menelisik ke dalam rasa setiap insan yang merindukan kehadirannya
Kabarnya tersiar diterbangkan angin ke sesudut bumi hingga ke tepian pantai
Menerobos dalam seluk beluk pekatnya belantara
Sinarnya elok memesona menghampiri penduduk negeri
Apa pasal… (more…)
Agustus 19, 2010
Sebait Do’a Malam Seribu Bulan
Kanda…
Segala puji bagi Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Dengan kasih-sayang-Nya dijaga kanda dari segala sesuatu, hingga tak kurang suatu apa
Adik pun gembira mendengarnya,
Pesan yang kanda sampaikan bak sebuah pengobat rindu…
Rindu pada nasihat kesabaran & ketaqwaan,
rindu pada semangat meraih sarjana taqwa yang terus kanda semaikan,
bahkan adakalanya rindu pada kerasnya teguran yang perlambang sayang itu…
Agustus 15, 2010
Bagaimana Kabar Ramadhanmu Hari ini
Bagaimana kabar Ramadhan-mu hari ini Dik?
Ku harap ia menjelma hari-hari indah penuh barokah nan memesonakan iman.
Layaknya kicau burung di sepanjang perjalananku pagi ini.
atau desau angin dan lambaian reranting, mekarnya bunga dan gugurnya dedaunan.
Dik, sungguh semesta alam tak kenal lelah akan puji-pujian dan tasbihnya masing-masing.
Segala puji bagi pemilik langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya.
Dengan Rahmat-Nya Dik, kabarku di sini tak kurang suatu apa.
Ku harap berita ini mampu mencerahkan hatimu.
Memberikan setetes embun bagi bongkah jiwa yang saling merindu.
Dalam dentuman waktu yang saling berkejaran dengan jarak yang coba kukurangi sehasta demi sehasta.
(more…)
Agustus 6, 2009
Darmin Nasution, Seklumit Catatan Singkat
Siapa tak kenal Darmin Nasution, sosoknya yang bersahaja dan humor cerdas yang kerap meluncur dari Pak Darmin sapaan akrabnya, membuat siapa pun yang pernah bertemu memiliki kesan tersendiri terhadapnya. Sepak terjangnya di Departemen Keuangan telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah Depkeu dengan berbagai prestasi. Tak heran setelah fit and proper test pada 11 Mei lalu, komisi XI DPR pun memilihnya secara aklamasi untuk menggantikan Miranda S. Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia.
Lahir di Tapanuli, 21 Desember 1949, Darmin Menyelesaikan sarjananya di Fakultas Ekonomi UI (1976) dan mendapatkan gelar doktor dari Universitas Paris I Sorbon, Perancis (1986). Tahun 1998-2000, ia diangkat sebagai Asmenko I Wasbangpan, sekaligus Ketua Komite Kebijakan dan Rekapitalisasi Perbankan serta penyelesaian BLBI. (more…)
Februari 13, 2009
They are New Wonderful Mothers
“Masya Allah, aku sampai terharu Pandu melihat ada calon makhluk baru di dalam perutku,” tutur seorang sahabat yang kini bertugas di Surabaya kira-kira satu setengah tahun yang lalu (he..he.. gimana kabarnya astro boy tante?). Sementara itu, komentar dari ibu hamil yang lainnya mengatakan begini; “Makanya Pan jangan suka melawan ibu, orang hamil susah tahu! Mau tidur harus selalu telentang dan sering pegal-pegal,” ucapnya sambil bercanda-canda dan gembira. “Iya, he ‘eh mba,” jawabku.
Bagi kaum wanita nampaknya kehamilan yang pertama merupakan saat-saat yang menakjubkan sekaligus membahagiakan. Walaupun ‘gak ngalamin’ dan ‘belum menyaksikan sendiri saat-saat istri sendiri sedang mengandung’ (maksudna masih blom punya istri) perasaan bahagia itu seolah menjalari setiap orang yang berada di dekat wanita-wanita hamil tersebut. (more…)
Januari 22, 2009
Bidadari itu Terlalu Indah Untukku
Bismillah. Air wudhu masih terasa segar menyapu wajahku. Lega rasanya setelah meminta pada-Nya dalam dhuha. Prasyarat penilaian ibu sebagai labuhan terakhir jawabankupun sudah kutuntaskan. Dan ibuku sebagaimana ibu-ibu lain di dunia memberikan jawaban yang amat menyanjungkan hati anak-anaknya. “Kalau memang ananda bahagia, apapun keputusan nya silahkan diambil. Insya Allah kebahagiaan ibu mengikuti kebahagiaan anakku.”
Tapi selain menyanjungkan hati atas tanggung jawab dan ruang kedewasaan yang diberikan, yang juga tersisa dan tak dapat kuhindari adalah kegamangan. Kata yang dalam seminggu terakhir proses ta’aruf ini mengisi ruang berpikirku. Mungkin ini karena istikharah yang belum keras kuusahakan. Ya Allah, maafkan hamba atas kegamangan yang tidak selayaknya. Karena semestinya ketika menyertakan-Mu tak layak rasanya hamba menyinggung kata-kata gamang.